Minggu, 15 Mei 2011

TEKHNOLOGI TRANSMISI OTOMATIS

Selasa, 10 Mei 2011 09:03 WIB
Teknologi Mobil

Teknologi Transmisi Otomatis, Evolusi Mekanis Plus Elektronis


JAKARTA  - Perkembangan misi otomatis merupakan sejarah panjang yang terekam sepanjang 20 tahun perjalanan Otomotif menemani anda.

Bermula dari transmisi yang dikenal mahal alias hanya buat kaum berduit, karena hanya tersedia di mobil mewah dengan perawatan mencekik. Sampai menjadi girboks yang sudah merakyat, tersedia hampir merata pada seluruh varian mobil.

Sebut saja Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia yang menyediakan juga transmisi otomatis pada jajarannya. Bahkan sudah banyak yang hanya menyediakan model bertransmisi pintar. Ambil contoh Honda Freed atau Suzuki Grand Vitara, belum lagi mobil premium seperti Mercedes-Benz atau BMW.

Berbagai model tranmisis pintar ini pun berganti. Mulai dari tipe Hidraulis konvesional, yang kemudian berevolusi menjadi Hidraulis-elektronis sampai muncul perkembangan mekanis. Seperti hadirnya CVT, AMT maupun DSG.

HIDRAULIS KONVENSIONAL
Teknologi ini marak pada pada matik-matik awal. Misalnya girboks otomatis pada Mercedes-Benz, BMW, Toyota. Terbilang konvensional karena perpindahan gigi hanya diatur menggunakan tekanan oli matik alias ATF.

Misalnya pada gigi 1, seiring naiknya rpm tekanan oli pun meninggi. Sehingga tekanan oli membuka katup buat gigi lebih tinggi. Katupnya sendiri tertahan oleh per yang dihitung akan membuka kalau tekanan naik sampai nilai tertentu.

Meskipun ada solenoid elektronis, masih simpel. "Rata-rata elektronisnya hanya buat OD (overdrive, red) seperti pada Toyota Cressida dan Crown," bilang Encik Muhammad Holil, bos Wani Matic di Pinang Griya Permai, Ciledug. Sedangkan matik Honda atau Mercedes-Benz yang pakai model D4, tidak ada katup elektronis buat OD.

ELEKTRIS-HIDRAULIS
Seiring perkembangan mobil injeksi, matik pun berkembang dengan manajemen elektronik. Ambil contoh Mitsubishi Eterna dan Galant yang sudah full elektronis. "Kalau modulnya rusak, akan limp home dan tertahan di gigi3," ulas pria 39 tahun ini.

Mercedes memperkenalkan matik full elektronis pada generasi New Eyes. Toyota mengawali matik elektronis pada Camry atau All New Corolla. Itu pun masih pakai kabel kick down pada generasi awalnya.

Sedangkan Honda masih sedikit konvensional. "Pada dasarnya matik biasa, tapi ada pengaman gigi mundur. Kalau tidak sengaja pindah ke ‘R' saat jalan maju, matik otomatis ngelos," paparnya. Ada modul pengatur dua solenoid pada girboks ini. Meski modul dilepas, matik tetap bisa bekerja, namun fitur tadi tidak bekerja.

Nah, dengan girboks full elektronis, hadir fitur-fitur lain seperti steptronic atau tiptronic yang memungkinkan pengendara memindah gigi manual. Namun secara konstruksi, transmisi tetap otomatis

CVT
Dikenal pertama pada Fiat Uno Selecta keluaran 1992. Namun lebih ramai di telinga publik sejak disematkan pada Honda Jazz dan City. Kemudian hadir juga pada mobil berdimensi besar seperti pada New Nissan X-Trail dan Teana.

Tidak pakai gigi, karena perbandingan transmisi didapat dari dua puli utama. Makanya pada Honda Jazz bisa dibuatkan perbandingan sampai 7-Speed.

AMT
Kependekan dari Automated Manual Transmission. Prinsipnya, girboks ini adalah transmisi manual yang dibuatkan sistem pemindah gigi dan pengungkit kopling elektronis. Jadi, bentuknya adalah girboks manual dengan beberapa motor yang menempel di atasnya. Bisa ditemukan pada Proton Savvy, juga Peugeot 206 dan 207 2-Tronic.

DSG
Alias Dual Clutch Gearbox. Prinsipnya juga transmisi manual dengan dua kopling. Satu buat gigi ganjil dan satu lagi gigi genap. Perpindahan gigi diatur secara elektronis untuk memilih gigi dan kopling yang diaktifkan. Sehingga pengemudi lebih praktis, bisa berkendara seperti nyetir matik. Misalnya pada Ford Fiesta. Ada juga yang menyediakan pemindah gigi manual seperti pada Ford Focus TDCi.  (mobil.otomotifnet.com)
Penulis : Manut | Teks Editor : Bagja | Foto : Toyota, Honda, Daimler

PERKEMBANGAN TEKHNOLOGI MESIN

Sabtu, 07 Mei 2011 10:02 WIB
Tren Mesin Mobil Baru

Perkembangan Teknologi Mesin, Tujuan Utama Hemat Biaya


JAKARTA - Awal '90-an, perkembangan mesin mulai merambat ke sistem bahan bakar injeksi, lantas sistem pengapian pun semakin canggih dan berkembang terus hingga kini. Tetapi dibandingkan dengan mesin bensin, dapur pacu peminum solar boleh dibilang mengalami perkembangan sangat drastis selama 20 tahun terakhir ini.

Mulai dari sistem pembakaran tak langsung, kemudian menjadi direct injection, teknologi yang diterapkan pada mesin diesel terus melesat dengan menerapkan peranti-peranti peningkat tenaga, dan tentunya menjadi semakin efisien soal penggunaan bahan bakar.

Untuk mesin bensin, perkembangan yang cukup mencolok seperti berikut.

MULTIPOINT INJECTION
Teknologi ini membuat mesin menjadi lebih efisien dengan menggunakan satu injektor untuk tiap silindernya. Injektor bensin langsung menyemprotkan kabut bensin ke dalam ruang bakar. Efeknya, pengabutan lebih sempurna pada tiap silinder, dengan suplai bensin yang lebih sedikit, konsumsi bahan bakar pun lebih irit.

HLA (HIDRAULIC LASH ADJUSTER)
Peranti ini menggantikan sistem penyetelan kerenggangan celah katup. Membuat kerenggangan katup selalu berada dalam kondisi sesuai dengan kebutuhan mesin. Digerakkan oleh sistem hidraulis, di mana tekanan oli menjadi penyetel tiap pendorong katupnya. Otomatis, perawatan pun lebih minim terhadap mesin yang mengadopsi sistem ini.

MULTIVALVE
Di akhir '80 an memang sudah diterapkan pada beberapa mesin dengan katup lebih dari 2 pada tiap silindernya. Namun, perkembangannya menjadi lebih meluas lagi dengan menggunakan 4 buah katup per silinder. Efeknya, suplai bahan bakar maupun gas buang menjadi lebih banyak dan bisa tersalurkan dengan optimal.

Ditambah lagi, dengan adanya variable valve timing, yaitu waktu buka/tutup katup yang disesuaikan dengan putaran mesin. Berbagai macam nama diberikan untuk sistem ini, seperti VANOS pada BMW, kemudia VVT-i dan VTEC. Tentu, meski pada prinsipnya sama, cara kerja masing-masing ada yang berbeda satu sama lainnya.

DIRECT FIRE
Pada sistem pengapian, penggunaan distributor tidak lagi menjadi favorit. Pengapian langsung alias direct fire menjadi pilihan lebih optimal. Memang pada perkembangannya, dua silinder dipicu oleh sebuah koil.

Kemudian, pada perkembangan berikutnya, tiap koil langsung terhubung dengan busi pada tiap silindernya, sehingga percikan api untuk sang pemantik alias busi terjadi secara langsung dan menjadi lebih efisien untuk pembakaran.

Sementara di mesin diesel, perkembangannya pun cukup mengalami lonjakan, bahkan belakangan bentuknya tak ubahnya mesin bensin.

 Sistem multikatup, penyaluran bahan bakar lebih sempurna(kiri). Katup variabel, bukaan klep sesuai putaran mesin(kanan)
Direct Injection
Mirip mesin bensin, pada peminum solar pun mengubah sistem pasokan bahan bakarnya. Kali ini menggunakan sistem injeksi langsung pada ruang bakar. Tentu ini berkat teknologi nozzle injektor yang mampu bekerja dengan tekanan tinggi, sehingga semprotan solar ke dalam ruang bakar menjadi kabut sangat halus.

Penggunaan ECU sebagai manajemen mesin juga diterapkan, pada sistem yang dinamai common-rail, sejenis fuel rail pada mesin bensin yang menyalurkan bahan bakar agar disemprotkan pada tiap nosel injektor di tiap silindernya.

VGT (VARIABLE GEOMETRI TURBO)
Turbocharger pada mesin diesel memang sudah lama diaplikasi, tujuannya tentu memanfaatkan gas buang untuk meningkatkan performa mesin. Nah, dengan perkembangan turbin ini, sistem VGT memungkinkan direduksinya turbo-lag.

VGT, menggunakan sirip-sirip di dalam rumah keong yang bisa mengatur bukaannya sesuai putaran mesin. Efeknya, tarikan akan terus berlangsung optimal pada tiap putaran.  (mobil.otomotifnet.com)
Penulis : Ben | Teks Editor : Bagja | Foto : BMW, volvo, Delphi Sumber : google.com